Jumat, 12 Agustus 2011

Makalah_Pemasaran

PENDAHULUAN

Buah-buahan merupakan salam satu komoditas pertanian masa depan yang menjanjikan berbagi keuntungan. Pengembangan sistem agrabisnis buah-buahan dapat menciptakan nilai tambah dan sumber pertumbuhan ekonomi baru bagai peningkatan kesejahtraan masyarakat, khususnya para petani. Salah satu komoditas buah-buahan yang mempunyai prospek yamg baik adalah jeruk keprok.

Jeruk Keprok So’E merupakan komuditi holtikultura yang menjadi primadona Provinsi NTT. Dari penampilan mempunyai warna yang memakau, yang tidak kalah dengan jeruk impor. Buahnya berbentuk pendek tanpa pusar, kulit licin, dengan berat buah antara 100-125 gram/butir. Warna kulit buah yang matang kuning kemerahan, daging buah warna agak oranye strukturnya lunak dan rasanya manis beraroma lembut.


a. Morfologi tumbuhan

Tanaman ini merupakan jenis pohon dengan tinggi 2-8 meter. Tangkai daun bersayap sangat sempit sampai boleh dikatakan tidak bersayap, panjang 0,5-1,5 cm. Helaian daun berbentuk bulat telur memanjang, elliptis atau berbentuk lanset dengan ujung tumpul, melekuk ke dalam sedikit, tepinya bergerigi beringgit sangat lemah dengan panjang 3,5-8 cm. Bunganya mempunyai diameter 1,5-2,5 cm, berkelamin dua daun mahkotanya putih. Buahnya berbentuk bola tertekan dengan panjang 5-8 cm, tebal kulitnya 0,2-0,3 cm dan daging buahnya berwarna oranye. Rantingnya tidak berduri dan tangkai daunnya selebar 1-1,5 mm.

b. Klasifikasi tumbuhan

Klasifikasi Citrus reticulata. dalam sistematika adalah sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Familia : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus reticulata

c. Nama tanaman

Nama latin : Citrus reticulate, Sinonim : Citrus nobilis, C. deliciosa, C. chrysocarpa. Nama lokal : jeruk Keprok, jeruk Jepun, jeruk Maseh.

d. Kandungan Kimia dan Manfaat Tanaman

Kulit jeruk Citrus reticulata mempunyai beebagai macam senyawa diantaranya Tangeraxanthin, Tangeritin, Terpinen-4-ol, Terpineolene, Tetradecanal, Threonine, Thymol, Thymyl- methyl-ether, Tryptophan, Tyrosine, Nobiletin, Cis-3-hexenol, Cis-carveol, Citric-acid, Citronellal, Citronellic-acid, Citronellyl-acetate, Cystine, Decanal, Decanoic- acid, Decanol. Senyawa dalam kulit jeruk Keprok (Citrus reticulata) yang telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas antikankernya adalah tangeritin dan nobiletin. Tangeritin merupakan senyawa methoxyflavone yang mempunyai potensi sebagai agen antikanker. Pada penelitian secara invitro menunjukkan peniadaan terhadap sel kanker dengan menginduksi apoptosis pada sel leukemia. Tangeritin dapat menghambat aktivitas sel kanker pada fase G1 sehingga siklus selnya terhambat(Anonim4, 2006). Pan dkk., (2002) melaporkan bahwa polimetoksi flavonoid (tangeretin) yang terdapat pada kulit jeruk, dapat menginduksi G1 arrest dengan adanya peningkatan ekspresi CDK inhibitors seperti p27, p21 pada colon cacer cell line.

Nobiletin merupakan senyawa polymethoxyflavon yang pertama kali di uji aktivitas antikanker secara in vivo. Nobiletin dapat menghambat kerja COX-2 dengan cara inhibisi pada murine macrophage dan dapat menghambat induksi kanker kulit oleh dimethylbenz[a]antracen. Pada penelitian yang sama melaporkan nobiletin juga dapat menghambat pertumbuhan sel kanker prostate dengan nilai IC50 100 μM. Nobiletin dan menginduksi Cells arrest. Pada sel kanker payudara dan colorectal carcinoma, Tangeretin memiliki IC50 37 uM dan IC50 100 uM sedangkan Nobiletin, efek antiproliferatif pada sel kanker yang sama menunjukan aktivitas yang lebih tinggi dengan IC50 30 uM dan IC50 40uM.

e. Habitat dan penyebaran

Merupakan tanaman asli Melayu tetapi sekarang penyebarannya sangat luas hampir disemua daerah tropis dan subtropis di dunia. Temperatur optimal antara 25-300C namun ada yang masih dapat tumbuh normal pada 380C. Jeruk keprok memerlukan temperatur 200C. Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari. Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.

PEMASARAN JERUK KEPROK SOE

Apabila pengembangan jeruk keprok di masa mendatang digambarkan sebagai suatu kegiatan industri hortikultura, maka beberapa kegiatan yang diperlukan untuk menunjang terwujudnya industri industri adalah adalah :

(1) Ketersediaan infra struktur.

(2) Kesiapan sumberdaya manusia.

(3) Penguasaan teknologi budidaya

(4) Kesiapan varietas unggul untuk menjamin pasokan produk yang diinginkan konsumen

(5) Kelembagaan usaha yang tangguh

(6) Sistem informasi pasar yang mendukung

(7) Ketersediaan modal

(8) Peraturan perundangan yang mendukung

(9) Dukungan sarana dan prasarana yang memadai

Dengan pengembangan pola dan strategi pemasaran diharapkan di kemudian hari jeruk keprok Soe dapat menjadi lokomotif ekonomi seperti digambarkan dalam gambar 1 berikut :

Gambar 1. PENGEMBANGAN INDUSTRI TANAMAN HORTIKULTURA (JERUK KEPROK)

INDUSTRI HORTIKULTURA

JERUK KEPROK

Oval: INDUSTRI HORTIKULTURAJERUK KEPROK

Pada dasarnya pemasaran adalah jejaring kegiatan yang yang dilakukan individu atau unit usaha dalam sistem penyaluran produk dari petani sebagai pemasok utama sampai ke konsumen sebagai pengguna akhir. Dasar pemasaran adalah bagaimana konsumen mendapatkan kepuasan seoptimal mungkin, sehingga dirinya akan tetap menjadi konsumen setia produk yang dihasilkan.

Pada akhir-akhir ini, diidentifikasikan adanya Consumer’s Value Perception yang mempengaruhi selera pemilihan produk oleh konsemen, antara lain :

Pertama, Meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya kaitan kesehatan dan kebugaran dengan konsumsi makanan, tuntutan konsumen akan kandungan nutrisi dari produk-produk yang sehat (healty), aman (safety) dan menunjang kebugaran (fitness).

Kedua, Perubahan gaya hidup (life style) masyarakat telah merubah pola dan gaya konsumsi produk-produk agribisnis yang bukan sekadar berdimensi fisiologis akan tetapi telah meluas pada dimensi psikologis dan kenikmatan (amenities).

Ketiga, Meningkatnya kesadaran masyarakat internasional akan kaitan antara kelestarian lingkungan

keempat, meningkatnya kesadaran masyarakat internasional akan hak-hak asasi manusia (HAM)

Siapa yang dapat memenuhi tuntutan diatas dialah yang akan menguasai pasar. Hal ini juga berlaku pada tanaman hortikultura seperti jeruk keprok.

Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan :

efisiensi sistem produksi untuk memenuhi, untuk memenuhi tuntutan konsumen akan produk-produk yang sehat (healty), aman (safety) dan menunjang kebugaran (fitness).

pemenuhan jaminan kualitas, kontinuitas, ketepatan waktu, harga produk yang terlalu sebanding dengan tingkat pemenuhan kebutuhan konsumen

identifikasi komoditas jeruk keprok sesuai dengan keinginan (preferensi) pasar,

pengembangan teknologi pasca panen jeruk keprok,

jaringan informasi pasar yang memadai,

regulasi perdagangan yang kurang kondusif, dan

pengefektifan promosi jeruk keprok.

Untuk mencapai hal tersebut diatas berdasarkan realitas diperlukan: “SDM YANG MEMADAI”, karena :

Sumber Daya Manusia sebagai ujung tombak pengembangan industri pemasaran.

Penentu kemajuan bisnis tanaman hortkultura di Kabupaten TTS.

Pengguna teknologi budidaya tanaman jeruk keprok.

Opersional bisnis dan pelaku usaha

Subyek pembangunan tanaman jeruk keprok.

Secara skematik SDM sangat berperan dalam pengembangan pasar tanaman jeruk keprok, seperti tergambar dalam gambar 2, berikut :

Gambar 2. HUBUNGAN SDM DENGAN DAYA SAING PRODUK

Kualifikasi SDM dalam budidaya jeruk yang berdaya saing, dicirikan dengan :

Berperilaku pebisnis profesional

Berketrampilan teknis

Berketrampilan manajerial dan memiliki komitmen dalam kerjasama kelompok

komitment kuat dalam peningkatan kesejahteraan individu baik langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan budidaya jeruk

Standar kompetensi budidaya jeruk yang baik dan benar

Terbuka bagi segala perubahan

Pengambilan keputusan manajerial cepat dengan tetap memperhatikan kepentingan kelompok

Proaktif

Terbuka

Motivatif

Inovatif

Keinginan maju (Progresif)

Jalinan kerja

Belajar

Partisipatif

PENINGKATAN MANAJEMEN PEMASARAN JERUK SO’E

Berawal pada tahun 2007 berdasarkan laporan yang dibuat Windrock International, dimana telah dilakukan survey pemasaran jeruk di beberapa pasar tradisional dan swalayan di Denpasar Bali. Hasil survey menunjukkan bahwa kualitas jeruk Keprok SoE tidak kalah dengan kualitas jeruk-jeruk impor, seperti Imperial (Australia), Kino (Pakistan) dan, Mandarin (Cina). Pada saat itu harga jeruk impor di Bali berkisar antara Rp. 17500,- dan Rp. 19000,- per kilogram. Sementara itu harga jeruk keprok SoE di Kupang hanya berkisar antara Rp. 10500,- dan Rp. 12500,- per kilogram ini. Perbedaan yang besar ini memberikan peluang pemasaran jeruk SoE di Bali, karena mutu buah jeruk Keprok SoE tidak kalah dengan jeruk impor tersebut. Namun demikian, kekurangan pada jeruk Keprok SoE terletak pada kurangnya pengetahuan masyarakat di luar NTT mengenai keberadaan jeruk Keprok SoE.

Belajar dari hasil survey tahun 2007 itu, penulis melihat adanya potensi pemasaran jeruk Keprok SoE di Bali. Jeruk tersebut diberi label dan dipak dalam kotak-kotak berlabel (seperti yang dilakukan terhadap jeruk impor) dengan kapasitas 10 kg per kotak. Pada awal awal masa pengenalan, jeruk Keprok SoE sudah mendapatkan harga Rp. 22500,- per kilogram. Harga ini memang lebih rendah daripada harga jeruk impor, tetapi jauh lebih tinggi daripada harga di Kupang yang hanya sekitar Rp. 13000,-. Harga tertinggi yang dicapai oleh jeruk Keprok SoE adalah Rp. 19000,- pada tahun 2009 sementara harga tertinggi yang dapat diperoleh di Kupang adalah Rp. 16500,-.

Masalah-masalah yang dihadapi berkaitan dengan pemasaran jeruk Keprok SoE. adalah sebagai berikut:

1. Cara panen dan penanganan pasca panen

Petani pada umumnnya melakukan pemanenan dengan cara rampasan, tanpa menggunakan gunting. Akibatnya banyak buah yang mengalami kerusakan karena robeknya kulit pada bagian tangkai buah atau buah menjadi busuk karena jatuh. Untuk rnengatasi hal ini, anggota kelompok diberikan bantuan gunting pangkas sehingga mereka dapat mengurangi resiko kerusakan buah.

2. Ijon dan spekulan

Sistem ijon sampai saat ini masih marak di kalangan petani jeruk di SoE. Petani biasanya menerima ijon dua bulan menjelang panen, dengan nilai separuh dari nilai jual buah pada saat panen. Sistem ijon ini sangat merugikan petani dalam dua hal. Pertama pendapatan petani akan berkurang akibat rendahnya nilai jual hasil jeruk. Yang kedua para pemberi ijon biasanya akan memetik buah jeruk setelah lewat masa panen karena menunggu harga. Tanaman jeruk yang buahnya dibiarkan sampai melewati masa panen akan mengalami penurunan hasil pada musim panen berikutnya. Akibatnya volume produksi yang dapat dipasarkan dari tahun ke tahun menjadi tidak stabil.

Jika tidak dilakukan penjualan dengan sistem ijon, penjualan buah jeruk oleh petani biasanya dilakukan dengan cara borongan di pohon. Ini dilakukan karena kurangnya informasi harga per kilo. Seringkali pohon yang dapat menghasilkan 60 - 70 kg per pohon hanya dinilai dengan harga sekitar Rp. 100.000,- - Rp. 125000,-.

Masalah ijon masih belum dapat diatasi secara baik. Masalah spekulan sedang diupayakan rnengatasinya dengan cara:

a. Menyediakan informasi harga kepada petani, sehingga mereka dapat memperkirakan harga yang harus mereka sepakati dengan pedagang pengumpul.

b. Membina petani agar petani melakukan penjualan secara berkelompok.

c. Mendidik petani untuk melakukan pengkelasan buah berdasarkan standar yang disepakati kelompok, sehingga terdapat keseragaman harga antar anggota kelompok untuk setiap kelas buah.

3. Transportasi

Pengangkutan dari kebun kejalan utama masih menggunakan karung-karung yang ditumpangkan di punggung kuda, sehingga seringkali dijumpai buah menjadi rusak setelah sarnpai di jalan utama. Masalah ini sudah mulai diatasi dengan perbaikan jalan-jalan yang menuju ke kebun-kebun petani.

PENGEMBANGAN PASAR JERUK

Pengembangan pasar didasarkan atas :

1. Pemenuhan keinginan Jangka Pendek :

a. Identifikasi Kebutuhan Pasar.

b. Pengembangan Sub-sektor Agribisnis Hulu (upstream agribusiness) sesuai dengan identifikasi kebutuhan pasar.

c. Pengembangan kemampuan SDM dalam budidaya Jeruk keprok (on farm agribusiness)

d. Penentuan prioritas produksi.

Ø Produksi buah untuk memenuhi pasar Kota dan Kabupaten Kupang.

Ø Benih jeruk keprok untuk : Kab. TTS, Kab. TTU dan Kab Alor.

2. Pemenuhan keinginan Jangka Menengah

a. Forkasting kebutuhan pasar jeruk keprok Jangka Menengah

b. Identifikasi kebutuhan infrastruktur untuk menunjang terwujudnya Desa jeruk keprok sebagai kawasan sentra produksi Jeruk keprok yang dapat dikembangkan menjadi Desa Wisata Jeruk Keprok.

c. Pengembangan kemampuan SDM dalam budidaya Jeruk keprok (on farm agribusiness)

d. Penentuan prioritas produksi.

Ø Produksi jeruk keprok untuk memenuhi pasar NTT, Provinsi tetangga dan Negara Timor Leste.

Ø Benih jeruk keprok di wilayah Kab. TTS, dan beberapa kabupaten sentra produksi jeruk.

e. Penjajakan peluang-peluang ekspor jeruk keprok.

3. Pemenuhan keinginan Jangka Panjang.

Desa Tobu menjadi sentra produksi Jeruk keprok yang utama di Kabupaten TTS yang memiliki pasar tetap dalam kabupaten, Kota Kupang, Timor Leste maupun luar NTT,

PENUTUP

1. Tulisan ini dimaksudkan untuk menggungah semangat kita dalam mencari kemungkinan tanaman hortikultura jeruk keprok yang dimulai dari Desa Tobu, Kecamatan Molo Utara, Kabupaten TTS, Nusa Tenggara Timur, untuk selanjutnya dapat menjadi lokomotif peningkatan kesejahteraan masyarakat di Daerah Kabupaten TTS pada umumnya, di wilayah Kecamatan Mollo, Desa Tobu pada khususnya.

2. Dalam jangka pendek produk jeruk keprok So’E dapat dipasarkan secara langsung melalui peningkatan kualitas guna memenuhi kebutuhan pasar lokal Kabupaten TTS, Kota dan Kabupaten Kupang.

3. Dalam jangka menengah dan panjang dapat dikembangkan program pengembangan Desa Wisata Jeruk Keprok So’E yang dikemas secara menarik guna menarik peluang pasar masyarakat Kota dan Kabupaten Kupang yang ingin berwisata pada hari Sabtu dan Minggu, dimana menurut pengamatan penulis telah jenuh dengan obyek wisata pantai Lasiana maupun obyek wisata lain yang berada di dekat Kota.


http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRaj5LiBB3f5WVzT6ruJBofEYBoMQIgCl9FWAYOlC9nEwYRmrFH


PENGEMBANGAN PEMASARAN

JERUK KEPROK SOE

OLEH :

JOHNY ER. ATAUPAH

811.2.102.020.MM

MAKALAH UJIAN SEMESTER

MATA KULIAH MANAJEMEN PEMASARAN

DOSEN PENGASUH : DR. JENNY EOH

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA

KUPANG, AGUSTUS 2011

Tidak ada komentar: