Selasa, 31 Januari 2012

UJIAN AKHIR SEMESTER EVALUASI KINERJA (LAGI)


UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA
PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN

UJIAN AKHIR SEMESTER
EVALUASI KINERJA

Dosen Pengasuh : Prof. Dr. Payaman Simanjuntak, APU

Nama                    : Johny E. Ataupah
NIM                       : 811.2.102.020 MM


1.       Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh dukungan organisasi, manajemen dan kinerja semua orang yang bekerja di perusahaan tersebut. Jelaskan !

Jawab :

Kinerja adalah  tingka pencapain hasil atas pekerjaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yan dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut. Kinerja individu, kinerja kelompok dan kinerja perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor internal dan eksternal organisasi.

A.      Kinerja perusahaan
Misi dan tugas pokok dari setiap perusahaan / organisasi diuraikan dan dibagi habis menjadi tugas pokok unit unit organisasi secara berjenjang dari unit yang besar ke unit yang lebih kecil dalam bentuk kelompok kerja.

B.      Dukungan organisasi
Kinerja perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan organisasi antara lain dalam penyusunan struktr organisasi, pemilihan teknologi dan penyediaan sarana dan prasarana kerja. Pengorganisasian dimaksudkan untuk membagi habis tugas pokok. Pencapaian tugas perusahaan menjadi tugas pokok beberapa unit organisasi secara seimbang serta memberikan kejelasan kepada setiap unit tentang tugas pokok dan sasaran yang harus dicapai oleh masing-masing unit tersebut. Penyusunan struktur organisasi berjenjang dapat menimbulkan msalah birokrasi, yaitu kelambatan dalam proses penyempaian informasi dari pimpinan tertinggi ke level yang paling bawah dan sebaliknya penyampaian informasi dari level yang paling bawah ke level yang paling tinggi. Akibatnya dapat timbul kelambatan dalam pelaksanaan operasional dan dalam proses operasional dan proses pengambilan keputusan. Dipihak lain, upaya memperpendek jenjang struktur organisasi menimbulkan konsekuensi untuk memperluas rentang kendali pengawasan yang menyebabkan pengawasan menjadi kurang efektif.

C.       Manajemen adalah suatu proses mengkombinasi dan mendayagunakan semua sumber-sumber secara produktif untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi Untuk itu , manajemen melaksanakan fungsi - fungsi : perencanaan, pengorganisaian, perencanaan dan pembinaan pekerja, pelaksanaan dan pengawasan. Dalam hubungan ini manajemen berperan melakukan fungsi-fungsi berikut :

*        Merumuskan atau mengkordinasiakan  rumusan visi dan misi orgainasasi serta menguraikan menjadi tugas pokok unit-unit organisasi, hingga tugas pokok dan uraian jabatan setiap individu.
*        Menyusun struktur organisasi dengan tugas pokok, fungsi-fungsi dan sasaran masing-masing unit organisasi
*        Menyusun system dam mekanisme kerja yang jelas baik dimasing-masing unit organisasi maupun antar unit organisasi.
*        Merencanakan dan mengadakan sarana dan peralatan kerja, termasuk gedung dan peralatan kantor dan atau tempat kerj, serta alat-alat kerjanya.
*        Merencanakan dan mengadakan karyawan atau pekerja untuk mengisi semua jabatan yang ada, masing-masing dengan kualifikasi yang sesuai dengan persyaratan jabatan.
*        Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dimasing-masing tugas organisasi.
*        Mengawasi pelaksanaan tugas di semua unit organisasi.

D.      Dukungan pekerja
Kinerja perusahaa adalah pejumlahan atau akumulasi kinerja dari semua orang yang bekerja diperusahaan tersebut. Dukungan organisasi dan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen seperti diuraikan diatas memberikan kemudahan, memfasilitasi dan mendorong semua pekerja untuk menaikkan kinerjanya secara optimal. Dengan demikian, kinerja setiap pekerja dipengaruhi oleh kompetensi individu yang bersangkutan, dukungan organisasi dan dukungan manajemen.


2.       Manajemen sangat berperan dalam membangun dan meningkatkan motivasi dan etos kerja karyawan. Uraian!

Jawab :

Faktor motivasi memiliki hubungan langsung dengan kinerja individual karyawan. Sedangkan faktor kemampuan individual dan lingkungan kerja memiliki hubungan yang tidak langsung dengan kinerja. Kedua faktor tersebut keberadaannya akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Karena kedudukan dan hubunganya itu, maka sangatlah strategis jika pengembangan kinerja individual karyawan dimulai dari peningkatan motivasi kerja. Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Karyawan memegang peran utama dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan. Apabila karyawan memiliki produktivitas dan motivasi kerja yang tinggi, maka laju roda pun akan berjalan kencang, yang akhirnya akan menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik bagi perusahaan. Di sisi lain, bagaimana mungkin roda perusahaan berjalan baik, kalau karyawannya bekerja tidak produktif, artinya karyawan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi, tidak ulet dalam bekerja dan memiliki moril yang rendah.

Etos kerja adalah suatu pandangan dan sikap suatu bangsa atau satu umat terhadap kerja. Kalau padangan dan sikap itu, melihat kerja sebagai suatu hal yang luhur untuk eksistensi manusia, maka etos kerja itu akan tinggi. Sebaliknya kalau etos kerja melihat kerja sebagai suatu hal tak berarti untuk kehidupan manusia, apalagi kalau sama sekali tidak ada pandangan dan sikap terhadap kerja, maka etos kerja itu dengan sendirinya rendah. Oleh sebab itu untuk menimbulkan pandangan dan sikap menghargai kerja sebagai sesuatu yang luhur, diperlukan dorongan atau motivasi. Etos kerja di Negara kita masihlah sangat minim. Itu bisa kita lihat dalam penentuan dan pelaksanaan jam kerja untuk instansi pemerintah. Secara resmi badan-badan pemerintah , kecuali beberapa bank dan BUMN mempunyai jam kerja untuk hari senin sampai hari kamis mulai dari pukul 07.00 hingga pukuk 14.00 dan untuk hari jumat mulai pukul 07.00 sampai dengan 11.00. Sedangkan hari sabtu, dari pukul 07.00 hingga pukul 13.00. Maka dalam praktek kantor-kantor pemerintah, jam kerja hanya berfungsi sekitar 33 jam dalam seminggu. Memang ada satu atau dua pejabat pemerintah yang bekerja hingga larut malam, akan tetapi dilihat dari sudut manajemen kurang berarti banyak, karena yang harus berfungsi adalah seluruh kantor atau organisasi dan tidak hanya satu atau dua orang saja.

Adalah menjadi tugas manajemen agar karyawan memiliki motivasi kerja dan etos kerja yang tinggi serta ulet dalam bekerja. Karyawan yang puas dengan apa yang diperolehnya dari perusahaan akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan ia akan terus berusaha memperbaiki kinerjanya. Sebaliknya karyawan yang kepuasan kerjanya rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan membosankan, sehingga ia bekerja dengan terpaksa dan asal-asalan. Untuk itu merupakan keharusan bagi perusahaan untuk mengenali faktor-faktor apa saja yang membuat karyawan puas bekerja di perusahaan. Pemahaman tentang jenis atau tingkat kebutuhan perorangan karyawan oleh perusahaan menjadi hal mendasar untuk meningkatkan motivasi. Dengan tercapainya kepuasan kerja karyawan, produktivitas pun akan meningkat.

Jenjang kebutuhan manusia sebagai karyawan dari yang terendah hingga yang tertinggi adalah :
a.       Physiological Needs (Kebutuhan fisiologis / dasar / pokok)
b.       Safety Needs (kebutuhan akan rasa aman).
c.       Social / Affiliation Needs (kebutuhan untuk bersosialisasi)
d.       Esteem Needs (kebutuhan harga diri),
e.       Self-actualization Needs (kebutuhan aktualisasi diri).

Dari tingkat kebutuhan manusia tersebut, kompensasi dalam bentuk sentuhan emosional merupakan level yang lebih tinggi, dibandingkan kebutuhan fisik/dasar. Level tertinggi yaitu Self-actualization Needs (kebutuhan aktualisasi diri) membuktikan bahwa karyawan lebih senang apabila diberi kesempatan untuk mengembangkan diri dan diakui oleh perusahaan. Hal ini berarti bahwa karyawan ingin mendapat kesempatan berkembang dan menunjukkan kemampuannya.


3.       Uraian perbedaan penggunaan konsep kinerja dan konsep produkivitas!

Jawab :

a.       Konsep Kinerja
Kinerja adalah kemampuan untuk merealisasikan kemampuan kerja pegawai sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dari pekerjaan yang diembannya. Maka peningkatan kinerja pegawai adalah proses untuk meningkatkan kemampuan kerja, penampilan kerja atau performance kerja seseorang yang dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Kita mengenal tiga macam kinerja, yaitu kinerja organisasi, kinerja unit, dan kinerja pegawai. Kinerja individu adalah tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang  harus  dicapai  atau  tugas  yang  harus  dilaksanakan  dalam  kurun  waktu tertentu. Kinerja Organisasi adalah tingkat pencapaian sasaran atau tujuan yangharus dicapai oleh organisasi tersebut dalam kurun waktu tertentu, sedangkan kinerja  organisasi  adalah  tingkat  pencapaian  sasaran  atau  tujuan  yang  harus  dicapai  oleh  organisasi  tersebut  dalam  kurun  waktu  tertentu  (Simanjuntak, 2005:103). Dessler (2000:87) berpendapat : Kinerja (prestasi kerja) karyawan adalah prestasi aktual karyawan dibandingkan dengan prestasi yang diharapkan dari karyawan. Prestasi kerja yang diharapkan adalah prestasi standar yang disusun sebagai acuan sehingga dapat melihat kinerja karyawan sesuai dengan posisinya dibandingkan dengan standar yang dibuat. Selain itu dapat juga dilihat kinerja dari karyawan tersebut terhadap karyawan lainnya.

Kinerja mengandung dua komponen penting yaitu : (1) kompetisi; berarti individual  atau  organisasi  memiliki  kemampuan  untuk  mengidentifikasikan tingkat kinerjanya. (2) Produktivitas; kompetisi tersebut dapat diterjemahkan kedalam tindakan atau kegiatan-kegiatan yang tepat untuk mencapai hasil kinerja atau outcome

Berdasarkan pendapat tentang kinerja dan prestasi kerja dapat disimpulkan bahwa pengertian kinerja maupun prestasi kerja mengandung substansi pencapaian hasil kerja oleh seseorang. Dengan demikian bahwa kinerja maupun prestasi kerja merupakan cerminan hasil yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang. Kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja lembaga (institutional performance) atau kinerja perusahaan (corporate performance) terdapat hubungan yang erat. Dengan perkataan lain bila kinerja karyawan (individual performance) baik maka kemungkinan besar kinerja perusahaan (corporate performance) juga baik.

b.       Konsep Produktivias
Peningkatan produktivitas merupakan dambaan setiap perusahaan, produktivitas mengandung pengertian berkenaan denagan konsep ekonomis, filosofis, produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan masyarakat pada umumnya.

Sebagai konsep filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal ini yang memberi dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri.

Sedangkan konsep sistem, memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus ada kerja sama atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem.

Produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari kemarin harus lebih baik dari hari ini. Cara kerja hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hasil kerja yang dicapai esok hari harus lebih baik dari yang diperoleh hari ini. (Payaman J. Simanjuntak, 1987).

Pengertian tersebut menjelaskan bahwa di dalam meningkatkan produktivitas kerja memerlukan sikap mental yang baik dari pegawai, disamping itu peningkatan produktivitas kerja dapat dilihat melalui cara kerja yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan dan hasil kerja yang diperoleh. Sehingga dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam produktivitas kerja terdapat unsur pokok yang merupakan kriteria untuk menilainya. Ketiga unsur tersebut adalah unsur-unsur semangat kerja, cara kerja, dan hasil kerja.
Unsur semangat kerja dapat diartikan sebagai sikap mental para pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dimana sikap mental ini ditunjukan oleh adanya kegairahan dalam melaksanakan tugas dan mendorong dirinya untuk bekerja secara lebih baik dan lebih produktif. Sehingga apabila kondisi yang demikian dapat dijaga dan dikembangkan terus menerus, tidak mustahil upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja akan dapat tercapai.

Unsur kedua dari produktivitas kerja adalah cara kerja atau metode kerja. Cara atau metode kerja pegawai dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dapat dilihat melalui kesediaan para pegawai untuk bekerja secara efektif dan efisien.

Ukuran ketiga dari produktivitas kerja adalah hasil kerja. Hasil kerja merupakan hasil yang diperoleh dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh karyawan. Hasil kerja yang diperoleh oleh pegawai merupakan prestasi kerja pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Hasil kerja ini dapat dilihat dari jumlah atau frekuensi di atas standar yang ditetapkan. Hal ini menandakan bahwa karyawan tersebut produktif di dalam menyelesaikan tugas-tugas pekerjaannya.

Produktivitas kerja merupakan perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh dengan jumlah kerja yang dikeluarkan. Produktivitas kerja dikatakan tinggi jika hasil ynag diperoleh lebih besar dari pada sumber tenaga kerja yang dipergunakan dan sebaliknya. Produktivitas yang diukur dari daya guna (efisiensi penggunaan personal sebagai tenaga kerja). Produktivitas ini digambarkan dari ketepatan penggunaan metode atau cara kerja dan alat yang tersedia, sehingga volume dan beban kerja dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia. Hasil yang diperoleh bersifat non material yang tidak dapat dinilai dengan uang, sehingga produktivitas hanya digambarkan melalui efisiensi personal dalam pelaksanaan tugas-tugas pokoknya.


4.       Analisis evaluasi kinerja harus juga membahas penyebab kinerja rendah. Sebutkan beberapa diantaranya !

Jawab :

Di samping mengukur dan mencatat kinerja setiap unit organisasi dan kinerja setiap orang, evaluasi kinerja juga harus mengalisis penyebab kinerja rendah. Penyebabnya dapat bersifat internal atau eksternal, menyangkut kelompok orang atau individu.

a.       Hambatan Internal
Hambatan internal dapat berupa keterbatasan dana, keterbatasan peralatan dan teknologi, serta kurang efektifnya manajemen dan kepemimpinan. Masalah manajemen dapat menyangkut kelemahan dalam perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan logistik dan mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas.
Masalah kepemimpinan dapat timbul dalam pendistribusian penugasan dan tanggungjawab, pendelegasian wewenang, ketidakmampuan memotivasi bawahan dan membangun kerjasama, serta tidak mampu memberikan keteladanan kepada bawahan.

b.       Hambatan Eksternal
Hambatan eksternal dapat timbul dari lingkungan kerja termasuk masyarakat sekitar, para pesaing yang secara sengaja membuat gangguan, para pemasok yang terlambat melakukan pengiriman, dan kebijakan Pemerintah yang tidak konsisten. Masalah eksternal dapat juga timbul dari pemegang saham dengan kebijakannya yang kaku.

c.       Kelemahan Individu
Kinerja seseorang sangat dipengaruhi oleh kompetensi kerja serta disiplin dan etos kerja orang bersangkutan. Dengan kata lain, kinerja rendah dapat disebabkan oleh kompetensi kerja orang yang bersangkutan rendah dan atau disiplin dan etos kerjanya rendah.



Tidak ada komentar: